Product Development Class 2023-2024


Pada pelaksanaan kelas PDEV periode 2023-2024, terdapat beberapa hal yang menjadi pertanyaan teknis dari mahasiswa yang mengambil kelas tersebut. Berikut pertanyaan dan diskusinya:

Apakah tidak apa-apa jika pengurangan biaya DFMA tidak terlalu besar?

Pada prinsipnya efisiensi sekecil apapun dapat memberikan keuntungan bagi organisasi. Perlu diingat kembali salah satu tahapan dari DFMA adalah ‘Consider the Impact of DFM Decisions on Other Factors‘, artinya perlu diantisipasi pengaruh redesign dengan DFMA terhadap berbagai biaya/ faktor yang lain (misal: supply chain, environment, dll.). Referensi tambahan DFMA via search di Google Scholar: https://scholar.google.com/scholar?hl=en&as_sdt=0%2C5&q=design+for+manufacturing+product+development&oq=Design+for+Manufacturing

Apakah prototype harus sesuai ukurannya dengan produk asli?
Apakah prototype harus sama persis dengan yang di 3D modeling?

Prototype dibuat menyesuaikan tujuannya, sehingga prototype tidak selalu harus sesuai dengan ukuran produk aslinya. Prototype dapat berada di spektrum ‘Physical – Analytical’ dan ‘Focused – Comprhensive’ (saran bacaan: “Product Design and Development”, Ulrich Eppinger, bab ‘Prototyping’)

Pada bagian screen n rank pada pemilihan material tabel material yang digunakan dirasa terbatas materialnya. Bagaimana jika kita ada opsi material lain yang tidak termuat didalamnya tabel tersebut?

Jika memang ada opsi material lain, silahkan ditambahkan. Perlu dicek kembali klasifikasi material yang relevan.

  1. Apakah DFE sangat dibutuhkan ? Dikarenakan terkadang kami berfikir tidak dapat mengganti apapun untuk environment, jadi apa fungsinya membuat itu, dan jika dibutuhkan apakah worth it jika harus mengubah berbagai proses dan material hanya untuk lingkungan ketika di consider di akhir pembuatan produk
  2. Guide untuk pemilihan material yang baik
  3. Bolehkah dalam pengembangan produk yang nyata kita membandingkan produk “semudah” itu dengan produk lain ? Bukankah ada regulasi yang mengatur itu ? Jika ada jadi bagaimana perusahaan membandingkan produk mereka dengan kompetitor “tidak secara langsung” dan legal
  4. Pembagian chunk itu per part atau per bagian dalam kesatuan part.
  5. Dalam concurrent engineering untuk refine part bagaimana kita tau lebih pasti bahwa part yang kita ubah lebih baik untuk masyarakat banyak atau bahkan untuk penggunaaan seperti misalnya part yang diganti adalah sebuah chip dalam Hand phone, bagimana Cara kita “membaca masa depan” kalau part yang diganti tersebut akan membawa dampak yang signifikan yang baik
  6. FMEA apakah cocok dilaksanakan hanya bedasarkan analisis ? Bukan dengan test langsung ke prototype
  1. DFE akan memberikan keuntungan strategis bagi produk organisasi. Jika terdapat keterbatasan informasi maupun knowledge dari tim development untuk mendapatkan masukan redesign, dapat mencari berbagai sumber ide eksternal yang lain
  2. Material selection: Translate design requirements, Screen using constraints, Rank using objective, Seek supporting information
  3. Cek kembali teknik untuk melakukan benchmark (informasi tambahan mengenai benchmark: https://asq.org/quality-resources/benchmarking ) dan keterangan mengenai concept reference saat melakukan concept selection. Salah satu cara untuk mendapatkan redesign berbasis perbandingan produk adalah dengan melakukan reverse engineering
  4. “The physical elements of a product are typically organized into several major physical building blocks, which we call chunks. Each chunk is then made up of a collection of components that implement the functions of the product” (“Product Design and Development”, Ulrich Eppinger, bab ‘Product Architecture’ . Berdasarkan definisi tersebut, sudut pandang yang tepat adalah produk terdiri (dibangun oleh) chunks.
  5. Menguji design dapat dilakukan dengan testing. Untuk melakukan prediksi terhdap teknologi masa depan, dapat dilakukan technological forecast (https://hbr.org/1967/03/technological-forecasting).
  6. Data di FMEA dapat diperoleh dengan melakukan analisis data di masa lampau, prediksi expert, testing ke prototype, dan berbagai metode pengumpulan data primer dan sekunder lainnya.

Apa saja kriteria dalam menentukan chunk?

Dalam menentukan arsitektur, perlu dipertimbangkan berbagai hal karena penentuan arsitektur akan berimplikasi kepada berbagai hal. Sehingga untuk menentukan chunk, perlu mempertimbangkan product change, product variety, component standarization, product performance, manufacturability, dan product development management

Apakah DFM harus mencakup semua part yang ada dalam produk?

Sebaiknya evaluasi dilakukan untuk semua part, namun tidak berarti setiap part perlu di-redesign

  • Apakah umur dari produk kami dapat bertahan sesuai dengan pernyataan yang sudah kami perkirakan?
  • Apakah produk benar-benar aman untuk pengguna?
  • Apa yang terjadi jika sub assembly tidak lengkap?

Informasi mengenai usia produk dan keamanan dapat diperoleh dengan melakukan testing. Sub assembly harus lengkap dalam artian mampu memenuhi fungsi yang diharapkan serta dapat berinteraksi dengan sub assembly lain untuk mencapai fungsi produk secara keseluruhan.

Bagaimana jika setelah redesign with DFMA tidak mengurangi biaya produksi atau harga sama dengan sebelum redesign dilakukan?

Ada dua kemungkinan, yang pertama adalah memang DFMA tidak relevan untuk diterapkan di produk tersebut (contoh case, produk yang hanya terdiri dari 1 piece, kemungkinan tidak terlalu membutuhkan DFM(A)). Kemungkinan kedua adalah proses ideation untuk memperoleh design usulan yang perlu diperbaiki. Langkah yang dapat dilakukan adalah mengevaluasi apakah proses ideation telah dilakukan semaksimal mungkin.

Apakah perhitungan HOQ yang harus dimasukkan?

Seluruh hasil pada HoQ (House of Quality, matriks yang digunakan pada Quality Function Deployment) dapat dimanfaatkan untuk membantu tim memperoleh design usulan.

Apakah diperlukan process DFMA, DFE, dan FMEA ketika membuat suatu produk?

Pada prinsipnya iya, terkecuali DFMA lebih relevan untuk produk physical goods.

  1. Apakah jika banyak perubahan pada final design adalah hal yang ‘wajar’?
  2. Bagaimana jika saat pembuatan produk ada salah satu part yang ternyata tidak diperlukan? apakah boleh di redesign menyesuaikan produk jadi yang sudah dibuat?
  3. Jika material yang dipilih beda dengan material saat pembuatan produk jadi apakah perlu disesuaikan lagi dengan material produk jadi?
  1. Jika proses product development berjalan dengan cukup baik, seharusnya tidak terlalu banyak perubahan menjelang akhir development. Namun, tetap terdapat resiko (misalnya perubahan kebutuhan user, produk dan manuver pesaing, dsb.) yang mengharuskan adanya perubahan design. Salah satu konsep untuk mengantisipasi perubahan pada saat product development adalah agile.
  2. Pada kasus tersebut redesign dapat dilakukan
  3. Pemilihan material yang digunakan adalah setelah analisis akhir
  1. Apakah terdapat cara yang lebih praktis untuk menentukkan DFM?
  2. Bagaimana cara mudah untuk membaca piramida HOQ?
  1. Silahkan bisa ditemukan dan ditelaah berbagai literatur dengan kata kunci ‘simplified DFM’ berikut ini: https://scholar.google.com/scholar?start=0&q=simplified+DFM&hl=en&as_sdt=0,5
  2. Untuk memudahkan, HoQ dapat dipandang sebagai matriks yang hanya memuat dua komponen, yaitu aspek pelanggan (needs, customer information, posisi horizontal) dan aspek teknis (spec, technical information, posisi vertikal). Pertemuan kedua aspek ini (di bagian tengah) menunjukkan relasi antar keduanya.

Apabila memang produk hanya memungkinkan ditambahkan 1-2 fitur itu apakah tidak apa-apa? Karena dari hasil analisis kami, hanya itu yg diperlukan untuk project pengembangan produk yang kami lakukan

Product development tidak selalu bertujuan merevolusi sebuah produk, sehingga jika ada sedikit penambahan saja namun dapat memberikan benefit yang sesuai maka perlu dilakukan.

Apakah refinement itu perlu dilakukan? Walaupun part yang ada dalam produk tersebut sudah yang ‘terbaik’?

Selalu ada ruang untuk perbaikan

  1. Bagaimana jika tidak ada sub assembly yang dapat digabungkan untuk mengurangi assembly time & cost?
  2. Bagaimana desain dapat dioptimalkan untuk mengurangi limbah material selama proses produksi?
  3. Bagaimana jika nilai severity, occurance, dan detection FMEA dari semua part bernilai tinggi?
  1. Tidak perlu dilakukan penggabungan sub assembly. Cek kembali apakah ada strategi design yang lainnya selain “penggabungan”.
  2. Lakukan analisis DFMA, lakukan analisis pemilihan material, lakukan proses ideation dengan sebaik mungkin, lakukan pengujian design
  3. Pada prinsipnya RPN berhubungan dengan analisis tertentu. Sehingga apabila semua part memiliki nilai RPN tinggi, maka perlu dilakukan analisis pada setiap part tersebut. Hal ini diperlukan untuk memperoleh informasi potensi redesign dari produk yang dikembangkan

Apakah DFE Goals harus berjumlah tertentu?

Penentuan jumlah DFE goals menyesuaikan dengan apa yang ingin dicapai oleh organisasi

Apakah yang menjadi perbedaan antara biaya awal (sebelum DFM) dan biaya seteleh DFMA Refinement/ redesign?

Perbedaan antara biaya produksi produk sebelum redesign dengan biaya setelah redesign dengan menerapkan prinsip DFMA. Perbandingan ini diperlukan untuk mengetahui apakah perbaikan produk (redesign) yang dilakukan akan memberikan penghematan biaya

  • Dalam pembuatan prototype, berapa besar batas presentase perbedaan dengan produk desain CAD yang diperkenankan?
  • Dalam pembuatan peta struktur assembly, apakah ada panduan mengenai urutan pembuatan, misalkan harus dari atas ke bawah?
  • Prototype dibuat menyesuaikan tujuannya, sehingga tidak selalu prototype harus sesuai dengan ukuran produk aslinya. Prototype dapat berada di spektrum ‘Physical – Analytical’ dan ‘Focused – Comprhensive’
  • Urutan operasi dapat menggunakan Operation Process Chart, Assembly Chart, dan Bill of Material

Pada proses redesign DFMA, jadi produk memilki 11 komponen A dan 1 komponen B, ketika proses redesign akan lebih baik untuk menyatukan kedua komponen tersebut. Setelah proses penyatuan, untuk hasil komponen penggabungannya dari 11 komponen A dan 1 komponen B apakah dihitung jadi 1? Ini terkait perhitungan biaya produksi produk setelah redesign berdasarkan DFMA.

Jika ada perubahan design dan komponen, maka perhitungan dilakukan menggunakan komponen baru tersebut. Jika tidak ada perubahan komponen namun ada perubahan strategi assembly (‘penyatuan’), maka biaya komponennya tetap dan biaya assembly atau pendukungnya yang harus dikalkulasi kembali.

Beberapa publikasi mengenai proses pengembangan produk yang dapat digunakan sebagai informasi tambahan:

  1. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2199853122009222
  2. https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757-899X/847/1/012064/meta
  3. https://doi.org/10.1063/5.0001007


Leave a Reply